Tumbuh Sehat, Masa Depan Kuat

Desa Tambi yang sejuk di lereng Pegunungan Dieng tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya dan hamparan kebun tehnya yang hijau. Di balik pesona itu, masyarakatnya terus berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan tumbuh optimal. Salah satu tantangan yang kini menjadi perhatian bersama adalah pencegahan stunting pada anak-anak.

A. Memahami Stunting: Lebih dari Sekadar Pertumbuhan Fisik

Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami pertumbuhan yang lebih lambat akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang. Anak yang mengalami stunting bisa terlihat lebih pendek dari teman sebayanya dan mungkin mengalami kesulitan dalam belajar atau lebih rentan terhadap penyakit. Meski begitu, kondisi ini bisa dicegah dengan pengetahuan yang cukup dan dukungan dari berbagai pihak.

B. Mengapa Pencegahan Sejak Dini Itu Penting?

Pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh asupan gizi dan pola asuh sejak dini, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Pada masa inilah, otak dan tubuh anak berkembang sangat cepat, dan menjadi waktu yang paling tepat untuk memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi.

C. Peran Keluarga dan Lingkungan: Pilar Utama Tumbuh Kembang Anak

Keluarga, terutama ibu dan ayah, memiliki peran besar dalam mendukung tumbuh kembang anak. Melalui program Keluarga Sadar Gizi (Pro-Kadarzi) dan kegiatan posyandu, masyarakat terus didorong untuk aktif memantau pertumbuhan balita, memberikan ASI eksklusif, serta menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.

Langkah-langkah sederhana seperti memberikan makanan lokal bergizi, memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah, atau memastikan imunisasi dasar lengkap bisa berdampak besar bagi kesehatan anak-anak di masa depan.

D. Bersama Wujudkan Tambi yang Lebih Sehat

Mencegah stunting bukanlah tugas satu orang, tapi usaha bersama. Setiap langkah kecil—dari edukasi, pemberian makanan bergizi, hingga perhatian dari keluarga dan tenaga kesehatan—akan menjadi fondasi kuat bagi tumbuh kembang anak-anak di Desa Tambi.

Dengan semangat gotong royong yang telah lama menjadi kekuatan masyarakat Tambi, kita bisa mewujudkan generasi yang sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan. Mari jaga masa depan mulai hari ini, demi anak-anak kita yang tumbuh dengan penuh harapan.

Referensi

Maryuni, M., Handayani, L., & Trustisari, H. (2024). BUTATING: Buku Pintar Cegah Stunting. Sidoarjo: Penerbit BFS Medika.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). SSGI dalam angka: Survei Status Gizi Indonesia tahun 2024 (Versi peluncuran 25 Mei 2024). Kementerian Kesehatan RI.

Martorell, R., Khan, L. K., & Schroeder, D. G. (2017). What does stunting really mean? A critical review of the evidence. Social Science & Medicine, 204, 177–185. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2017.11.033

Hoddinott, J., Headey, D., & Dereje, M. (2022). Understanding the economic costs of childhood stunting. Global Food Security, 33, 100650. https://doi.org/10.1016/j.gfs.2022.100650

Pemerintah Kabupaten Wonosobo. (2021). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo Tahun 2021–2026. Wonosobo: Bappeda Kabupaten Wonosobo.

Fadillah, D. N., Marliyati, S. A., & Rachmawati, D. (2023). Peran program keluarga sadar gizi (pro-kadarzi) terhadap peningkatan pengetahuan gizi ibu dalam pencegahan stunting. Jurnal Agroindustri, 12(1), 80–88. https://doi.org/10.29244/jagri.12.1.80-88.

Utami, M. M. H., Kustiyah, L., & Dwiriani, C. M. (2023). Risk factors of stunting, iron deficiency anemia, and their coexistence among children aged 6–9 years in Indonesia: Results from the Indonesian Family Life Survey-5 (IFLS-5) in 2014–2015. Amerta Nutrition, 7(1), 120–130. https://doi.org/10.20473/amnt.v7i1.2023.120-130