SEJARAH BERDIRINYA DESA TAMBI
Desa tambi berasal dari tembung Tambihun yang artinya bahwa Tambihun adalah sebuah kata bahasa arab yang artinya pertanyaan/ pepiling (peringatan) dimana pada saat berdirinya desa kondisi tempat pemukiman selalu berpindah-pindah dikarenakan musibah longsor dan pagebluk sehingga dinamakan Desa Tambi.
Sejak dulu kala dikenal oleh masyarakat Desa Tambi awal adanya penduduk dari nenek moyang yang bernama Mbah Bawak yang bermukim di siwaru dan terjadi letusan gunung sindoro yang meluluh lantahkan daerah sekitar sehingga menyelamatkan diri ke Klakah yang sekarang adalah nama lahan pertanian yang mana pada jaman mbah bawak terjadi pagebluk akhirnya pindah ke wilayah timur yang akhirnya manjadi satu tempat dengan perpindahan penduduk yang berasal dari tempurung dan pomahan sejarah berdirinya desa Tambi adalah bahwa para tahun 1780 dengan kehadirannya seorang tumenggung utusan dari mataram beliau adalah Kyai jabal Sidiq Tumenggung Tempurung adalah Raden Sumo Gidoyo karena kesaktiannya, Tumenggung Tempurung yang mempunyai ajian ajian kanuragan diantaranya adalah Ajian Begonondo sehingga diberi julukan Ki Jogo Rekso Kadekdayan masyarakat banyak mengenal dengan nama Mbah jogo dan, Syeh Abdullah dengan julukan Kyai Sampar Angin dimana beliau sebelumnya adalah orang yang berjuang menyebarkan ajaran islam di daerah demak dan solo jawa tengah. Dan yogyakarta namun pada saat itu ditengah-tengah perjuangannya beliau mengalami kendala goncangan penjajah belanda sehingga hijrah ke daerah wonosobo yaitu ke Siwaru dan Tempurung. Disebut siwaru karena di siwaru adalah suatu tempat yang ada pohon waru yang lebat dan besar dan banyak kejadian aneh sehingga werit/atau disebut angker, sehingga syeh Abdullah ditugaskan di siwaru, sampai saat ini masyarakat terkadang melihat penampakan sesosok orang tinggi besar berpakaian putih dan berjangot lebat sehingga masyarakat menyebutnya mbah Jenggot Siwaru, yang aslinya adalah syeh Abdullah yang keturunan arab yang berpakaian putih dan berjanggut lebat.Asal nama tempurung adalah pada saat itu kondisi wolayahnya masih hutan belantara terpencil dan strategis daerah tersebut membentuk seperti tempurung kelapa sehingga disebut Tempurung, berapa waktu kemudian Tumenggung Tempurung dan Syeh jabal Sidik beserta jamaahnya mendirikan sebuah tempat persinggahan di kawasan tersebut. Beliau dan para pengikutnya menyelenggarakan musyawarah untuk menyusun strategi mengusir penjajah dan menyebarkan ajarannya. Ketika waktu sholat telah tiba mereka mencari air wudlu untuk menjalankan sholatnya, tidaklah sulit karena ditempat tersebut ada mata air yang melimpah yang diberi nama curuk tempurung yang sampai saat ini masih melimpah digunakan untuk kebutuhan pertanian. Setelah waktu lama bermukim di tempurung mengalami kendala bahwa curuk yang melimpah airnya itu meletus (njebluk) dan mengarah ke pemukiman sehingga banyak penduduk yang meninggal dunia sehingga masyarakat menghawatirkan terjadi hal serupa, seiring dengan kejadian tersebut tumenggung tempurung memutuskan untuk pindah ke lokasi yang lebih aman yaitu ke pomahan sebelah selatan tempurung. Seiring waktu bermukim di pomahan yang selang beberapa tahun dipomahan terjadi longsor yang hebat.
Dengan demikian hal tersebut menimbulkan inisiatif Tumenggung Tempurung Syeh Abdullah dan Mbah Bawak bersepakat untuk pindah tempat ke wilayah yang aman dari pagebluk longsor dan jebluk/ longsor besar, menempati tempat pemukiman yang baru, dengan berembug/ musyawarah maka Syekh Jabal Sidik dan Syekh Abdullah mengusulkan untuk dinamai Tambihun yang artinya adalah pertanyaan peliping/ Peringatan dikarenakan kategori masyarakat orang jawa mengucapkan kata Tambihun sulit, dan terbiasa dengan kata Tambi yang mudah, maka semua bersepakat untuk menamai tempat tinggal yang baru dengan nama Desa Tambi.
Pada tahun 1921 perjuangan mengusir penjajah dan penyebaran agama islam diteruskan oleh Almaghfurlah Simbah Kyai Nahrowi yang berasal dari Ploso Kuning Yogyakarta, setelah kemerdekaan Republik Indonesia diraih maka penyebaran agama islam diteruskan oleh Almaghfurlah Simbah Terib, Simbah Jaiz, Simbah Idris, Simbah Warnen, dan Simbah KH. Ihwan.
Demikianlah sekapur sirih sejarah berdirinya Desa Tambi sehingga masyarakat Tambi mempunyai keyakinan bahwa pendiri Desa Tambi adalah seorang tokoh nenek moyang, Tumenggung Tempurung seorang tokoh Ulama’ besar yang patut kita hormati dan dilestarikan karena mereka aadalah pejuang penyebar ajaran islam di Desa Tambi khususnya dan Daerah Wonosobo umumnya. Beliau adalah mbah Bawak, Syeh Abdullah Tumenggung Tempurung dan Syeh jabal Sidiq dan para Wali keramat lainnya, makam Mbah Bawak terletak di pemakaman umum Desa Tambi Syeh Abdullah di siwaru dan Tumenggung Tempurung di Pomahan dan Syeh jabal sidik di Tempurung. Oleh karena itu, pelestarian makam- makam pepunden desa menjadi upaya yang dilakukan masyarakat desa dalam rangka meningkatkan wisata budaya religius.