Tambi, Kejajar — Kamis, 26 Juni 2025, Gedung Serbaguna Desa Tambi kembali dipenuhi oleh semangat muda dan antusiasme tinggi. Kali ini, para remaja usia subur berkumpul dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak Usia Dini, sebuah agenda penting yang bertujuan membuka wawasan generasi muda tentang pentingnya menunda usia pernikahan demi masa depan yang lebih sehat, mapan, dan berkualitas.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai pihak yang kompeten, yaitu Puskesmas Kejajar, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Kejajar. Ketiganya bersinergi menyampaikan materi secara interaktif dan mudah dipahami, sehingga para remaja merasa nyaman untuk berdiskusi dan bertanya.
Buka Mata, Buka Wawasan
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desa Tambi yang menekankan pentingnya edukasi mengenai pernikahan usia dini. Dalam sambutannya, beliau mengatakan, “Kami ingin para remaja di Desa Tambi tumbuh menjadi generasi yang berani bermimpi, berani belajar, dan tahu kapan saat yang tepat untuk menikah.”
Sesi pertama diisi oleh tim dari Puskesmas Kejajar yang membahas dampak kesehatan dari pernikahan dini, khususnya bagi remaja putri. Mereka menjelaskan bahwa kehamilan di usia terlalu muda bisa membawa risiko tinggi, baik bagi ibu maupun bayi.
Selanjutnya, mahasiswa KKN UGM membagikan hasil riset sederhana dan cerita inspiratif dari berbagai daerah yang berhasil menekan angka pernikahan dini. Sesi ini dikemas secara menyenangkan melalui kuis dan diskusi kelompok kecil, membuat para peserta aktif berpartisipasi.
Sementara itu, PLKB Kecamatan Kejajar memberikan pemahaman dari sisi hukum dan sosial. Mereka menjelaskan tentang Undang-Undang Perlindungan Anak dan batas usia minimal pernikahan menurut hukum di Indonesia, serta mendorong remaja untuk fokus pada pendidikan dan pengembangan diri terlebih dahulu.
Suara Remaja, Harapan Bangsa
Salah satu peserta, Dinda (17 tahun), mengaku sangat terbantu dengan sosialisasi ini. “Awalnya saya pikir menikah muda itu wajar. Tapi setelah ikut acara ini, saya sadar ternyata banyak hal yang harus disiapkan, bukan cuma soal cinta,” ujarnya dengan semangat.
Tak hanya menambah pengetahuan, kegiatan ini juga membuka ruang diskusi yang sehat antara remaja dan narasumber. Suasana santai tapi serius membuat banyak peserta berani bertanya dan mengungkapkan pendapat.
Langkah Nyata Menuju Generasi Berkualitas
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para remaja Desa Tambi bisa menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya. Mencegah pernikahan usia dini bukan hanya soal menunda pernikahan, tetapi tentang mempersiapkan masa depan yang lebih matang, sehat, dan sejahtera.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Desa Tambi peduli terhadap masa depan generasinya. Sosialisasi seperti ini diharapkan terus berlanjut, sebagai bagian dari upaya menciptakan masyarakat yang lebih sadar, peduli, dan siap menghadapi tantangan zaman.